JHN – Indonesia mempunyai ‘harta karun’ energi terbesar nomor 2 di dunia. Namun sayangnya hal tersebut belum dapat dimaksimalkan.
‘Harta karun’ energi ini berupa panas bumi atau geothermal. Apalagi saat ini Indonesia mulai menuju transisi energi, menggantikan energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT).
Tercatat, jumlah sumber daya panas bumi Indonesia adalah yang terbesar ke-2 di dunia yaitu 23,7 GW, di bawah Amerika Serikat yang sebesar 30 GW. Namun, pemanfaatannya baru 9% saja.
“Dengan sumber daya panas bumi sangat besar yaitu 23,7 GW, pemanfaatannya sebesar 2,17 GW atau hanya 9,1% dari total potensi yang ada,” ujar Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Harris, dikutip dari laman resmi Dewan Energi Nasional, Jumat (7/1/2022).
Kapasitas terpasang energi panas bumi di Indonesia masih 2.131 MW atau 2,1 GW. Tentu, masih banyak PR yang harus dikerjakan Indonesia supaya ‘harta karun’ ini bisa dimanfaatkan secara optimal.
Kementerian ESDM sendiri menargetkan pengembangan panas bumi bisa mencapai 9,3 GW di tahun 2035. Pengembangannya akan dipercepat mengingat pemerintah sendiri mengejar terwujudnya net zero emission tahun 2060.
Dengan besarnya panas bumi di Indonesia, apakah bisa menggantikan batu bara? Apalagi kini kondisi batu bara untuk pembangkit listrik terkendala pasokan sehingga membuat pemerintah melarang ekspor sementara.
Saat ini, batubara memang jadi sumber energi utama Indonesia. Tahun 2021 lalu, produksinya diperkirakan mencapai 610 juta ton. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) bahkan menyebutkan, untuk ekspor, porsinya bisa mencapai 480 juta ton. *JHN_PSF*
Sc: Indonesia Maju